welcome

google translate

Jumat, 06 Mei 2011

demam thypoid


DEMAM THYPOID/ TIPES
Etiologi :
• Bakteri-bakteri Salmonella (gram negatif bacillus dari famili Enterobacteriaceae)
• Golongan primer adalah S. typhi, S.choleraesuis, S. enteritidis (>2000serotipe!)
• Secara praktis kita hanyaperlu membedakan
                                Δ Salmonella typhoidal
                                Δ Salmonella non-typhoidal.
Epidemiologi: Salmonella tifoid
  Sindroma Klinis / Demam Tifoid
Masa Inkubasi
Ruam “rose spot”
Pada 30% kulit “putih”Biasanya < 5 bercak
  Warna merah/orange
                Makuko-papapular
                Diameter1 – 4 cm
                lebih sering pada tubuh
                Hilang ssdh 5 hari
  GEJALA DEMAM TIFOID
Gejala Demam Enterik atau Tifoid
1. Masa Permulaan (~7 hari)
    Febris makin naik
    Lemah/ fatique (lebih berat dari penyakit febris lain)
    Diare (enterocolitis) pd 10 – 20% (lebih pd anak)
    Anoreksia
    Bradikardi relatif (dibanding dgn takikardi febris tinggi)
2. Masa Penyakit: minggu ke2 mirip sindroma “influenza”
    Febris makin tinggi (39° - 40°C) & lebih sinambungan
    Bercucuran keringat / diaphoresis [> paracetamol TDÐ]
    Nyeri kepala frontal
    Batuk kering
    Anoreksia / mual
    Perut kembung atau sakit (20 – 40%)
    Lemah (mungkin juga dari paracetamol: Awas! TDÐ)
    Konstipasi / sembelit (berhari-hari, pembesaran limpa Peyers,
       bukan karena “tidak makan”)
   Hepatomegali
3. Masa Lanjuntan: minggu ke3
   Makin buruk/toksik
   Lemah serta myalgia
   Febris tinggi & sinambungan
   Abdomen makin kembung,
      Perdarahan usus
      Perforasi usus
   Miokarditis: takipnea
   • Makin Apati, Lethargi, Delirium, Psikosis, Somnolen, semikonvulsi dan konvulsi
ž  Komplikasi Demam Enterik/Tifoid
1. Perforasi usus (setinggi 12%) atau Perdarahan Usus (4%):
    Tiba-tiba kembung, perut sakit/nyeri, nadi lemah & cepat,
     pucat, kulit dingin lembab (tanda tekanan darah turun
     sampai syok). Lebih sering terjadi pada pasien malnutrisi
2. Diseminated Intravascular Coagulation (DIC)
    sering terjadi pada pasien demam enterik, namun tidak
    bergejala. Dulu Heparin disarankan untuk mengatasi DIC.
3. Miokarditis toxik (1 – 5%): takikardi, nadi & suara jantunglemah, syok, kelainan pada EKG. Bisa fatal.
Pencegahan: Demam Enterik/Tifoid
Tindakan-tindakan higienis dalam proses-proses persiapan makanan, pembuangan sampah dll
Singkirkan & mengobati penderita dan pengidap sampai biakan feses negatif 3x.
Vaksin-Vaksin Tifoid
   A. Oral Typhoid Vaccine (Ty21A) : vaksin hidup
   B. Parenteral Inactivated Typhoid Vaccine: mati, subkutan
  C. Typhoid Vi Capsular Polysaccharide Vaccine: IM
STRUKTUR ANTIGEN SALMONELLA
¢  Antigen “H” atau antigen flagel dibuat tidak aktif oleh pemanasan di atas 6000C dan juga oleh  alkohol dan asam.
¢   Antigen “O” atau antigen somatic adalah bagian dari dinding sel
¢  Antigen “V”, antigen kapsul yang terdapat pada bagian paling pinggir dari kuman. Dirusak oleh pemanasan selama satu jam pada 60ºC dan oleh asam fenol.
¢  PATOGENESIS
  *  Seseorang terinfeksi Salmonella typhi melalui   makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri tersebut.  Waktu inkubasi sangat tergantung pada kuantitas bakteri dan juga host factors.                                    Waktu inkubasi umumnya berkisar antara 3 hari sampai > 60 hari .
Ò  PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Hematologi
• Kadar hemoglobin dapat normal atau menurun bila terjadi penyulit perdarahan usus atau perforasi.
• Hitung leukosit sering rendah (leukopenia), tetapi dapat pula normal atau tinggi.
• Hitung jenis leukosit: sering neutropenia dengan limfositosis relatif.
• LED ( Laju Endap Darah ) : Meningkat
• Jumlah trombosit normal atau menurun (trombositopenia).
2. Urinalis
• Protein: bervariasi dari negatif sampai positif (akibat demam)
• Leukosit dan eritrosit normal; bila meningkat kemungkinan terjadi penyulit.
3. Kimia Klinik
¨  Enzim hati (SGOT, SGPT) sering meningkat dengan gambaran peradangan sampai hepatitis Akut.
4. Imunoserologi
¨  • Widal
¨      Pemeriksaan serologi ini ditujukan untuk mendeteksi adanya antibodi (didalam darah) terhadap antigen kuman Samonella typhi / paratyphi (reagen). Uji ini merupakan test kuno yang masih amat popular dan paling sering diminta terutama di negara dimana penyakit ini endemis seperti di Indonesia. Sebagai uji cepat (rapitd test) hasilnya dapat segera diketahui. Hasil positif dinyatakan dengan adanya aglutinasi.
¨  Hasil positif palsu dapat disebabkan oleh faktor-faktor, antara lain pernah mendapatkan vaksinasi, reaksi silang dengan spesies lain (Enterobacteriaceae sp), reaksi anamnestik (pernah sakit), dan adanya faktor rheumatoid (RF).
¨  Hasil negatif palsu dapat disebabkan oleh karena antara lain penderita sudah mendapatkan terapi antibiotika, waktu pengambilan darah kurang dari 1 minggu sakit, keadaan umum pasien yang buruk, dan adanya penyakit imunologik lain.
5. Mikrobiologi
 • Kultur (Gall culture/ Biakan empedu)
 Uji ini merupakan baku emas (gold standard) untuk  pemeriksaan Demam Typhoid/ paratyphoid.
 Interpretasi hasil :
 1. jika hasil positif maka diagnosis pasti untuk Demam Tifoid/ Paratifoid.                                                                                                     2. jika hasil negatif, belum tentu bukan Demam Tifoid/ Paratifoid, karena hasil biakan negatif palsu dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu antara lain jumlah darah terlalu sedikit kurang dari 2mL), darah tidak segera dimasukan ke dalam medial Gall (darah dibiarkan membeku dalam spuit sehingga kuman terperangkap di dalam bekuan), saat pengambilan darah masih dalam minggu- 1 sakit, sudah mendapatkan terapi antibiotika, dan sudah mendapat vaksinasi.
6. Biologi molekular.
    • PCR (Polymerase Chain Reaction) Metode ini  mulai banyak dipergunakan. Pada cara ini di lakukan perbanyakan DNA kuman yang kemudian diindentifikasi dengan DNA probe yang spesifik. Kelebihan uji ini dapat mendeteksi kuman yang terdapat dalam jumlah sedikit (sensitifitas tinggi) serta kekhasan (spesifitas) yang tinggi pula. Spesimen yang digunakan dapat berupa darah, urin, cairan tubuh lainnya serta jaringan  biopsi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar